Rupiah mengakhiri perdagangan dengan menguat ke level 16.281 per dolar Amerika Serikat pada Senin, 29 Juli 2024. Angka ini menunjukkan penurunan dari level 16.304 per dolar pada penutupan Jumat 26 Juli 2024. Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memperkirakan bahwa nilai tukar rupiah akan mengalami fluktuasi pada pekan depan, namun cenderung mengalami pelemahan.
Selain di pasar spot, data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia juga menunjukkan penguatan rupiah pada hari Senin. Nilai tukar berada di level 16.286 per dolar pada 29 Juli 2024, mengalami kenaikan sebesar 0,05 persen dari akhir pekan sebelumnya, yakni 16.294 per dolar AS.
Ibrahim menyatakan bahwa dolar melemah pada hari Senin tersebut. Spekulasi mengenai pemotongan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika atau The Federal Reserve pun mencuat. Menurut CME Fedwatch, para pedagang hampir sepenuhnya memperkirakan adanya pemangkasan sebesar 25 basis poin pada bulan September. Hal ini berpotensi memberikan dampak signifikan terhadap pergerakan mata uang.
Selain faktor internal, pergerakan rupiah juga dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti kekhawatiran akan melambatnya pemulihan ekonomi Tiongkok setelah menyusul serangkaian pembacaan ekonomi yang lemah sepanjang bulan Juli. Kekhawatiran tersebut memicu aksi jual yang berkepanjangan di pasar Tiongkok, turut mempengaruhi pasar regional.